KUTIPAN NOVEL DILAN YANG DIJAMIN BUAT KAMU BAPER
Siapa Bilang Romantis itu Harus Puitis?
“Dia tidak hebat, tidak sama sekali malahan dia biasa saja, tetapi dia bisa membuat senang dengan hal-hal sederhana." -Milea.
"Jika Hujan, Aku tidak akan memberikanmu sebuah jaket, Sebab jika aku sakit, lalu siapakah yang akan menjagamu?" -Dilan
"Tolong sampein ke Bunda Terima kasih udah lahirin orang yang aku cinta" -Milea
"Kalau kamu bohong, itu hak kamu asal jangan aku yang bohong ke kamu." -Dilan
"Hidup itu misterius, kita tidak akan pernah benar-benar mengerti mengapa kenyataan harus berakhir seperti itu aku harus bisa menerimanya" -Milea
"Milea kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja." -Dilan
Pemberitahuan : Sejak sore Kemaren,aku sudah mencintai mu! - Dilan
Aku tidur dalam gelombang perasan yang kosong.
" SELAMAT ULANG TAHUN,MILEA. INI HADIAH UNTUKMU,CUMA TTS. TAPI SUDAH KUISI SEMUA.
AKU SAYANG KAMU
AKU TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA HARUS MENGISINYA. DILAN ! "
"Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu"
"He he he. Kenapa?"kutanya
"Nanti,besoknya,orang itu akan hilang!"
Terserah dia mau bilang apa. Yang penting aku rindu .
Katakan sekarang
Kalau kue kau anggap apa dirimu?
Roti cokelat?roti keju?
Martabak?kroket?bakwan?
Ayolah!
Aku ingin memesannya
Untuk malam ini
Aku mau kamu
“Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu gak akan denger” – Dilan.
“Siapalah aku ini. Dan dia bukan pacarku, apa urusanku memikirkan diri dan kehidupannya, tapi aku tidak tahu mengapa ingin selalu mengetahui dirinya dengan lebih jauh lagi” – Milea.
“Risiko tinggi mencintaimu” – Dilan.
“Aku gak tahu! Aku gak tahu! Termasuk aku gak tahu kenapa hal itu membuat aku jadi sedih!” – Milea.
“Apa yang dia lakukan benar-benar istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah terpikir orang lain. Sesuatu yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat dihargai dengan cara istimewa dan dengan cara yang tidak biasa” – Milea.
“Aku tidak bisa mengatakan bahwa saat itu aku sudah mencintainya tapi kupikir aku sedang menuju ke sana” – Milea.
“Aku merasa tidak perlu meminta maaf kepadamu untuk bilang: Kau adalah pecundang dan harus masuk rumah sakit jiwa secepat mungkin, atau ditendang dengan keras sampai terlempar ke luar angkasa!” – Milea.
“Cowok macam apa yang pengen make jaket punya cewek! Katanya gengster, tapi obsesinya malah pengen jadi waria” – Milea.
“Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya” – Milea.
“Dia juga selalu membuat aku ketawa dan jadi seru rasanya hidup di bumi. Jadi betah. Seolah-olah cukup hanya dengan memilikinya maka yang lain tak lagi kubutuhkan” – Milea.
“Tugasku membuat kamu senang” – Dilan.
“Jangan karena jadi guru berbuat seenaknya” – Dilan.
“Ya, kita tidak bisa mengkritik tanpa lebih dulu memahami apa yang kita kritik itu. Termasuk kita tidak bisa menghakimi anak remaja tanpa kita memahami kehidupannya” – Bunda.
“Ya, orang beda-beda. Ada yang kayak kamu. Ada yang kayak aku. Ada yang kayak mereka. Kamu ingin semua orang kayak kamu?” – Dilan.
“Mungkin kamu tidak mencintai dirinya. Mungkin kamu tidak menyukai dirinya, tapi syukurlah kalau begitu, sehingga aku tidak perlu bersaing denganmu untuk bisa memilikinya” –Milea.
“Ah, cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri” – Dilan.
“Jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja” – Dilan.
"Aku merindukannya dan tidak bisa mendapatkan dia keluar dari pikiranku, jujur aku tidak bisa melupakannya." -Milea
"Walau tubuhku di situ, tetapi pikiranku terus mengembara ke Dilan. Sungguh, aku tidak pernah berpikir akan mencintai orang lain selain Dilan. aku hanya ingin Dilan." -Milea
"Kalau mencintaimu adalah kesalahan, yasudah biar aku salah terus saja." Dilanku 1990
"Jangan rindu. Ini berat. Kau takkan kuat. Biar aku saja." -Dilan
"Cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri. Dan, sekarang aku sedang tidak percaya diri." -Dilan
"Memang tidak salah untuk berharap, tapi aku harus tahu kapan berhenti" -Milea
"Aku gak pandai cemburu. Malahan, kalau kamu ninggalin aku, aku gak bisa apa-apa. Bisaku cuma mencintaimu." -Dilan
"Aku merasa terjebak di dalam keadaan yang mengambang. Terus memandang keluar jendela mobilku dan semua yang kulihat adalah kenangan." -Milea
"PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi." Dilan
"Tapi biar bagaimanapun, itu adalah harinya, di mana dan kapan pun, setiap aku mengingatnya, aku akan langsung tersenyum." -Milea
"Dik jangan pergi jauh-jauh kan ada darahku di tubuhmu"
"Dia bukan gadis yang harus nampak mewah agat terlihat keren oleh isi dunia dan tidak merasa harus memiliki apa-apa yang tidak dia butuhkan hanya agar bisa sama dengan yang lain." -Dilan
"Kalau kamu ninggalin aku, itu hak kamu, asal jangan aku yang ninggalin kamu. Aku takut kamu kecewa." -Dilan
"Dulu, segala sesuatu tampak indah, Sama sekali aku tidak pernah berpikir bahwa akhirnya kita harus berpisah. Sulit untuk dipercaya, tetapi itulah yang terjadi." -Milea Suara dari Dilan
"Biar bagaimanapun tidak ada yang akan baik-baik saja tentang sebuah perpisahan"
"Aku tidak cemburu. Dia adalah bagian diriku. Dia adalah teritorialku, wilayah yang sudah menjadi milikku." -Dilan
"Dan masa lalu bukan untuk diperdebatkan" -Dilan
"Walau bagaimanapun, tempat itu menjadi salah satu saksinya untuk banyak kenangan yang pernah aku alami bersama ayah." -Dilan
"Masa lalu adalah masa lalu, tak usah dihindari atau kau tolak. Masa lalu akan menjadi penasihat yang baik. Tidak ada gunanya kau sesali. biarlah itu hadir sebagai aliran yang membawamu peergi ke tujuan yang lebih baik." -Bunda Dilan
Tidak akan ada satupun orang yang terbiasa dengan kehilangan."
"Dan sekarang, yang tetap dalam diriku adalah kenangan di sanalah kamu selalu." Milea Suara dari Dilan
"Tenang saja, perpisahan tak menyedihkan, yang menyedihkan adalah bila habis itu saling lupa"
"Kalau aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka milea." -Dilan
“Cinta itu indah, jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan.” –Pidi Baiq-
“Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin.” –Dilan-
“Beniku keren, kau harus tahu itu.” –Milea-
“Milea, kamu cantik. Tapi, aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.” –Dilan-
“Pemberitahuan : Sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu.” –Dilan-
“Percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu gak akan denger.” –Dilan-
“Selamat tidur juga, Dilan.” –Milea-
“Apa yang dia lakukan benar-benar istimewa, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah terpikir orang lain. Sesuatu yang selalu berhasil untuk membuatku merasa sangat dicintai, merasa sangat dihargai dengan cara istimewa dan dengan cara yang tidak biasa.” –Milea-
“Kalau aku pernah sangat jengkel ke Dilan, maka catat, itulah harinya!” –Milea-
“Tapi biar bagaimanapun, itu adalah harinya, di mana dan kapan pun, setiap aku mengingatnya, aku akan langsung tersenyum.” –Milea-
“Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang.” –Dilan-
“Malam ini, kalau mau tidur, jangan ingat aku, ya. Tapi kalau mau, silahkan.” –Dilan-
“Kalau ada apa-apa, panggil aku. Pasti gak akan kedenger.” –Dilan-
“Oh, bukan suka, maksudku aku mau bilang: harap maklum karena aku mencintainya!” –Milea-
"Hujan teruslah turun. Mari, temani air mataku.” –Milea-
“Selamat tidur juga, Dilan. Aku rindu kamu. Kau dengar ini, Dilan?” –Milea-
“Nah, terima gue yang lagi mencintai seseorang?” –Milea-
“Kamu tahu gak nama jalan ini sudah kuganti. Jalan Milea.” –Dilan-
“Dilan … kamu di mana? Ini hujan.”
Sunyi menjadi makin kuat, menguasaiku. Kau tahu rasanya apa? Menekan perasaan. Dan, air yang datang dari mataku membuat sungai kecil di pipiku:
“Dilan, maaf….” –Milea-
“Kamu pintar, Dilan. Kamu juga menghibur.” –Ibu Rini
“Aku ingin anakku punya guru macam dia.” –Dilan-
“Aku bukan jagoan, Lia. Aku hanya melawan.” –Dilan-
“Terima kasih, Bunda, sudah melahirkan Dilan.” –Milea-
“Katanya, perempuan gak suka ditanya.” –Dilan-
“Aku tidak tahu kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan rasa senangku. Mudah-mudahan kamu bisa merasakan supaya aku tidak perlu menjelaskan.” –Milea-
“Kamu yang menang. Karena… Aku ingin kamu yang menang.” –Milea-
“Biarkan aku memilih dan memiliki kesenangan sendiri. Aku tak pernah ingin mengganggumu, jangan juga kau ganggu aku.” –Milea-
Dilan :“Kamu rindu aku semalam.”
Milea :“Kalau enggak?”
Dilan :“Berarti kamu bohong.” –Dilan-
“Rasanya seperti sebuah perjuangan yang harus ia tempuh demi bisa membuat aku merasa istimewa.” –Milea-
“Mungkin kamu tidak mencintai dirinya. Mungkin kamu tidak menyukai dirinya, tapi syukurlah kalau begitu, sehingga aku tidak perlu bersaing dengan mu untuk bisa memilikinya.” –Milea-
Dilan :”Aku gak enak ke ibumu.”
Milea :”Kenapa?”
Dilan :”Tadi, dia titip salam buat Bunda.”
Milea :”Terus?”
Dilan :”Lupa gak kebawa.” –Dilan-
Dilan :”Nah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan, jangan rindu.”
Milea :”Kenapa?”
Dilan :”Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja.” –Dilan-
Milea :”Iya. Kamu tau aku nyari kamu kenapa?”
Dilan :”Rindu.”
Milea :”Iya.” –Milea-
Bersama Dilan, bumi menjadi tempat yang cocok untuk aku ingin tinggal selama-lamanya! Dan hidup jadi menarik untuk aku lebih dari apa pun. Aku, tidak salah lagi, mencintainya secara permanen. –Milea-
Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli. –Milea-
"Kalau limun menyegarkan, kamu lebih. Kalau cokelat diisi kacang mete katanya enak, tapi kamu lebih. Atau, ada roti diisi ikan tuna berbumbu daun kemangi, kamu lebih. Kamu itu lebih sehat dari buah-buahan. Tahu gak? Lebih berwarna dari pelangi. Lebih segar dari pagi. Jadi, kamu harus mengerti, ya, aku menyukaimu sampai tujuh ratusan tahunan, ditambah 500 tahunan lagi."
–Dilan
Dilan,
Terima kasih, kau pernah mau kepadaku. Dan kini, biarkan aku, kalau selalu ingin tahu kabarmu! -Milea
Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu! -Milea
Kalau dulu aku berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap dan berlaku tidak hanya sampai di hari itu, melainkan juga di hari ini dan untuk selama-lamanya.
Karena, sekarang aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi, tetapi perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan! -Milea
"Baik itu gampang. Tinggal diam, udah deh, selesai."
"Tapi, anak nakal ngerepotin orang lain."
"Gak ada anak nakal, reuninya gak akan rame."
"Tanpa anak nakal, guru BP gak akan ada kerjaan. Harusnya guru BP itu berterima kasih, deh, ke anak-anak nakal."
DOWNLOAD E-BOOK NOVEL DILAN 1990
Selamat membaca, selamat menjadi baper!
0 comments