IRI SAMA PENCAPAIAN TEMAN? MUNGKIN KITA PERLU BACA YANG INI
Generasi Z biasa dikenal sebagai generasi yang nggak sabaran. Yup, kalo kita lahir pada tahun 1995-2010, berarti kita termasuk dalam generasi ini.
Perbedaan generasi Z dan generasi milenial, kita adalah orang-orang yang pengen segalanya serba instan. Everything is about being as fast as you can, termasuk pencapaian. Makannya nggak heran kalo kita seringkali minder atau bahkan iri ketika ngeliat orang lain berhasil mencapai sesuatu lebih dulu dari kita.
Berikut Perbedaan generasi Z dan generasi milenial :
Karena lahir di akhir tahun 1990an dan di awal 2000-an kita suka ngira kalo kita masuk ke generasi milenial. Padahal kalo kita kelahiran tahun 1995-2010, berarti kita masuk ke dalam Gen Z atau generasi Z. Nah as a part of this generation, supaya bisa jadi generasi yang baik kita harus tau good and bad side-nya. Tapi sebelumnya kenalin dulu yuk apa itu Gen Z, gimana ciri-cirinya dan apa bedanya dengan generasi milenial!
WHAT’S GEN Z?
Gen Z adalah generasi yang terlahir setelah generasi milenial. Kayak yang disebut diatas, gen z lahir di tahun 1995-2010. We must be one of this generation right?
CIRI-CIRI GEN Z
Menurut Bapak Tantan Hermansah, S.Ag, M.Si selaku Dosen Sosiologi di Universitas Islam Negeri Jakarta, ciri yang paling khas dari Gen Z adalah kedekatan generasi ini dengan teknologi. Let’s say Gen Z adalah generasi yang melek teknologi. Hidup berdampingan dan nyaman sama teknologi, bikin media sosial adalah tempat bersosialisasi yang paling penting buat Gen Z.
BEDANYA GEN Z DENGAN GENERASI MILENIAL
Generasi milenial adalah generasi yang ‘membentuk’. Sedangkan dengan apa yang udah disediakan generasi milenial, Gen Z justru menjadi generasi yang ‘dibentuk’. Contohnya generasi milenial cari cara untuk berkomunikasi dengan membentuk handphone. Eh sekarang kita as Gen Z setiap bangun tidur pasti langsung ngecek hape untuk liat chat yang masuk, medsos dll. Means kita tuh udah ‘dibentuk’ sama teknologi yang ada.
Pak Tantan juga nambahin kalo Gen Z is daily multitasker. More than ngerjain PR sambil nonton acara TV favorit, let’s say dalam sehari kita bisa ngelakuin banyak hal yang butuh skill, waktu yang banyak juga pengetahuan yang berbeda. Contohnya kita bisa kuliah, kerja, dan hangout dalam satu hari yang sama. Sedangkan nggak dengan generasi milenial. Yang pada masa remaja ya pagi sampe siang di sekolah, siangnya pulang, istirahat dan terus stay di rumah. Dan itu mereka lakukan berulang-ulang setiap harinya.
Dengan perilaku dan tindakan sosial yang beda dengan generasil milenial, Gen Z menjadi generasi yang punya gaya interaksi lebih luas dan global. Walaupun nggak sibuk bertetangga, kita tetap bisa jadi warga dunia yang pintar. Gen Z bisa dapet informasi dari mana aja tanpa harus keluar rumah. Bertemanpun sama orang yang berbeda kewarganegaraan.
ANOTHER GOOD AND BAD SIDE OF GEN Z
GOOD SIDE
1. Inovatif
Gen Z emang generasi yang nerusin apa yang udah ada dari generasi milenial, that’s why Gen Z cenderung menjadi generasi yang inovatif. Ini juga yang bikin Gen Z cenderung milih berkarir menjadi entrepreneur. Bisa kita liat dari bisnis-bisnis makanan milik Gen Z yang lagi berkembang akhir-akhir ini. Contohnya bisnis kopi instan yang tersebar dimana-mana. Kalo dulu milenial ngopi di warkop atau ngopi di coffee shop yang harganya mahal, sekarang Gen Z bikin kita bisa minum kopi enak dengan harga Rp20 ribu aja udah gitu bisa diorder dari rumah!
2. Always update
Kepekaan Gen Z dengan teknologi bikin mereka selalu update. Tau ini dan itu dalam waktu cepat bikin perkembangan dan pola berpikir kita lebih maju dan terbuka. Gen Z dianggap generasi yang bebas aspirasi tapi solutif terhadap banyaknya konflik yang ada di sekitar mereka.
3. Berani
Kepekaan teknologi serta pengetahuan yang luas soal dunia global bikin Gen Z jadi generasi yang berani. Contoh kecilnya di umur yang baru 20 tahun ini kita as Gen Z udah berani travelling keluar negri tanpa orang tua. Alasannya karena kita udah sering browsing destinasi liburan kita ini. Jadi udah ngerti tempat-tempat apa yang mau didatengin di sana dan prepare gimana ngadepin segala sikon di sana dll. Yaaa walaupun sama temen-temen, tetep aja di umur 20 tahun kita masih butuh pengawasan orang tua, apalagi kalo jarak kita jauh. And this Gen Z is uber brave.
BAD SIDE
1. Short thinker
In Gen Z world everything is about being as fast as you can. Semua serba instan. Makanan instan, minuman instan, informasi instan, pokoknya segalanya instan. Belum lagi Gen Z punya kebiasaan untuk melihat yang hanya ingin mereka lihat. Being so easy to find what they want just like that, bikin Gen Z jadi nggak punya perspektif lain dalam mencari informasi. Kita cuma dapetin apa yang mau kita dapetin, karena nyarinya gampang dan kita juga nggak usah repot-repot musti berselancar untuk experience hal lain dulu. Inilah yang ngebuat Gen Z jadi short thinker.
2. Nggak bisa berkomitmen
Gen Z is very multitasker, mobile and modern. Gen Z adalah generasi yang nggak suka berkomitmen atau diam lama-lama di suatu tempat. Saat bekerja Gen Z akan lebih suka untuk bekerja di co-working space. Walaupun we got so early to work, but we got boring easier too.
3. Lack of good manners
Kalo yang ini mungkin emang subjektif. Tapi dengan perubahan sosial, dan pengetahuan yang masuk ke dalam diri masing-masing orang, Gen Z consider as generasi yang kurang sopan. Bisa jadi karena Gen Z lebih berani, dan kritis memandang suatu hal, jadi bikin kita even rebel than the last generation.
Pernah nggak kita ngerasa rendah diri karena ngeliat temen-temen keterima masuk universitas duluan, sidang skripsi duluan, wisuda duluan, dapet kerja duluan, atau berhasil mencapai hal-hal penting lainnya dalam hidup duluan? Terkadang ngeliat pencapaian-pencapaian mereka emang ngebuat kita ngerasa down, bahkan frustrasi ketika kita ngerasa udah berusaha semaksimal mungkin tapi tetep aja nggak berhasil ngedapetin hasil yang kita inginkan. Padahal tau nggak kalo tiap orang ternyata punya timing atau time zone-nya masing-masing lho.
YOU’RE NOT LATE, YOU’RE NOT EARLY
Misalnya aja, ada temen kita yang berhasil lulus kuliah duluan dengan predikat cum laude, tapi baru dapet kerja setelah nganggur selama lebih dari satu tahun. Di sisi lain ada juga temen yang baru aja mulai ngerjain skripsinya, tapi dia udah diangkat sebagai pegawai kontrak di tempat magangnya dulu. Siapa yang menurut kamu lebih hebat?
Nggak ada yang lebih baik dari satu sama lain. Temen kita yang berhasil dapet gelar sarjana tepat waktu dengan IPK tinggi patut diacungi jempol, tapi temen kita yang udah kerja bahkan sebelum lulus kuliah juga nggak kalah keren. Lalu, gimana dengan kita yang skripsinya masih stuck di sini-sini aja? Well, mungkin sekarang emang belum waktunya bagi kita buat lulus.
Percaya kan kalo tiap orang punya jalan hidupnya masing-masing? Ngutip kata-kata di atas:
“You’re not late,
You’re not early,
You’re very much on time and in your time zone”.
Terkadang kita ngerasa tertinggal dari temen-temen lain, tapi ada juga saat-saat di mana mereka lah yang ada di belakang kita. Padahal tiap orang lagi berlari di jalurnya masing-masing dengan rintangan yang berbeda. Makannya sebenernya nggak pas bagi kita buat ngebanding-bandingin kecepatan lari satu sama lain.
WORK BASED ON YOUR TIME ZONE
So, apa yang bisa kita pelajari dari sini? Sebenernya simple sih, berhenti ngebanding-bandingin diri kita dengan orang lain. Jangan iri sama pencapaian temen karena mereka ada di zona waktu yang berbeda dari kita. Sebaliknya, coba buat lebih fokus pada diri kita sendiri. Kayak kata-kata bijak yang mungkin udah sering banget kita denger: “you are your only competition”. Misalnya aja, daripada stres ngeliat temen-temen yang udah lebih dulu sidang skripsi sebelum kita, mending kita bikin target buat diri sendiri biar bisa lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Kalo kemaren kita cuma berhasil ngerjain satu sub bab, berarti hari ini kita seenggaknya harus bisa nyelesain dua sub bab. Gimana, setuju nggak?
SUMBER : GOGORL MAGAZINE
0 comments