MELODY DALAM PUISI PART 2

by - April 18, 2017


"Kuberikan perasaan yang telah terhimpun, padamu yang tak lejar menungguiku. Terima kasih karena kau telah bersetuju. Pada mataku yang kering dan kesepian. Kurasakan hadirmu dalam doa yang kau kirimkan. Inikah cinta yang selalu tabah mengobati? Kau menungguku di sana dengan jujur. Kita jalani hari-hari dengan selayaknya air yang jatuh satu per satu di jantung batu. Merasakan kekaguman dalam heningnya cinta. Entah mengapa aku begitu kagum pada diriku sendiri. Aku tahu ini berlebihan, hanya saja aku kagum akan aku yang telah mampu begitu menunggu. Dan ingin segera aku menghilangkannya. Menjadi kekuatan dan kesetiaan untuk terus berada di jalan ini. Aku yakin, ketika hari yang ditetapkan-Nya datang, kita kan dipertemukan pada pertemuan yang mempertemukan pula dua orang terkasih kita."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")
Panji Ramdana 2017


"Mencintai dalam diam sudah menjadi kebiasaanku. Di sinilah aku, menikmati jingga sang senja sambil mencium aroma harum sang rindu. Mengawasi dalam jarak dan mendoakanmu dalam sepi, untukmu si indah. Aku melihat cinta itu, tapi aku tak mampu menikmatinya. Aku bagaikan punya mata, yang tak bisa digunakan."
(Dalam Buku "5 Detik dan Rasa Rindu karya Prilly Latuconsina.")


"Menutupkan mata sejenak, dan membiarkan air matanya menjawab pertanyaan itu. Lekuk bibir yang berpindah dengan gemulai. Meyakinkan pilihannya atas pilihan dari-Nya. Saatnya untuk mengikhlaskannya, dan menyimpan semuanya di taman pembelajaran. Perisai yang ia kenakan, penjagaan dengan kebenaran hakikatnya sebagai seorang wanita. Wanita yang bermartabat dan bisa menjaga harga dirinya adalah wanita yang mempunyai prinsip hidup ‘hanya untuk pria yang telah menikahinya.’ Semakin ia menjaga kehormatan diri dan keluarganya, semakin Allah akan memberikan karunia terbaik baginya di dunia dan di akhirat."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")
Panji Ramdana 2017


"Di pantai yang kita impikan, senja turun seolah menyaksikan pertemuan janji kita. Di dalam lingkaran lilin aku menatapmu yang tersipu malu. Benar, ini aku ... yang tak pernah menyerah untuk mendapatkan kamu. Dan benarkan? Minggu lalu akhirnya kamu pun menyerah dan bersedia untuk berada di pelukanku. Aku berjanji, meski cintamu belum sepenuhnya untukku, kan kubangun dengan perlahan arti cinta yang sesungguhnya, adalah rasa aman, kenyamanan, kasih sayang, dan pengorbanan untuk saling membutuhkan. Karena cinta bukan tentang siapa yang telah ada, melainkan tentang siapa yang telah siap."
Panji Ramdana 2017


"Bagiku, kamu adalah penyeimbangku. Walaupun ketika saat di depanmu, aku seakan jatuh berkali-kali. Tak mampu berdiri tegak. Bagiku kamu pun adalah duniaku, meski sepanjang aku di depanmu, aku tak bisa bernapas, hanya mampu tertunduk menjaga pandangku. Kelak, ketika kita dipersatukan dalam ridho-Nya, aku ingin mencintaimu dengan sepenuh hati. Dengan pandanganku yang boleh kulakukan selama mungkin untuk memandangimu. Bersama dalam satu payung cinta, dalam ridho-Nya. Aku akan menunggu."
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")


"Apabila kalian memiliki teman (yang membantumu dalam ketaatan) maka genggam erat tangannya. Karena mendapatkan sahabat itu sulit, sesangkan berpisah darinya itu mudah." ~Iman Syafi'i (@islamdiary 2016)


"Untuk sahabatku. Jangan lupa bahagia, kamu. Tataplah setiap kesulitan yang hinggap sebagai anugerah, yang akan segera terbang menghiasi langit kedewasaan. Tetaplah melangkah dengan tersenyum, sebab itu adalah penguatmu. Tak apa jika dalam hati kamu begitu kesakitan, namun jangan pernah dengan sengaja kamu menunjukkannya. Tapi itu tidak berlaku di depanku, aku tak akan pernah melarangmu menangis, bahuku kan selalu ada sampai tangisan terakhirmu. Aku akan menunggu dengan jujur. Sejujur rasa sakitmu dan sejujur perasaanku."
(Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")
Panji Ramdana 2017



"Aku tidak belajar memantaskan diri ini karenamu, atau hanya agar aku menjadi yang kamu pilih. Aku belajar sepenuhnya adalah karena-Nya. Agar Ia menetapkan aku menjadi pilihan terbaik-Nya untuk bisa hadir mendampingimu." (Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")


"Pernahkah di hari-harimu saat ini kamu merasa ada sesuatu yang hilang? Seseorang yang dahulu selalu hadir di setiap pandangmu. Apa kabarnya ia hari ini? Tentu mungkin kamu tahu, meski hanya mengetahui kabar dari status media sosialnya saja. Ingin hati bertemu namun aku begitu takut jika harus mengganggu kesibukkannya. Tapi aku tahu akan satu hal, aku sangat bangga menjadi sahabatmu. Karena aku akhirnya tidak salah, tidak salah dalam memilih sahabat sehebatmu."
(Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")
Panji Ramdana 2017



"Impianku adalah semoga kamu bisa mendapatkan impianmu, dan semoga ... ada aku di dalam impianmu itu. Jika perhatian tak dapat kuberikan secara langsung, jika perasaan tak dapat kutunjukkan setiap detiknya. Ketauhilah, akan ada satu jalan untukku agar selalu bisa menunjukkannya, dalam lima waktu tak lelah kuikut sertakan selalu namamu di dalamnya. Semoga segala impianmu dapat terwujud, aku akan selalu mendoakannya."
Panji Ramdana 2017


"Sadarilah bahwa kamu adalah wanita yang hebat. Kesendirian ini bukan penentu bahwa kamu tidak bisa memilikinya. Lupakan semua perkataan mereka yang menganggap jika kamu telah melewatkan kenikmatan dunia. Sungguh, kamu berhak bahagia dengan caramu sendiri. Pertahankanlah prinsipmu yang telah terbingkai dengan kokoh, yaitu tentang tidak memulai sebuah hubungan yang tidak halal. Tinggalkanlah hubungan itu atau ridho dari-Nya akan meninggalkanmu. Sulit? memang. Karena surga itu bukan murah." (Karenanya jangan datang padaku jika kamu hanya berniat main-main, jangan! Kamu paham?)
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")
Panji Ramdana 2017


"Tuhanku ... Bantulah aku untuk menjadi manusia yang cukup kuat. Menghadapi diriku sendiri dan berani mengakui kelemahanku. Bentuklah aku menjadi manusia yang mampu mewujudkan cita-citaku dan tidak tenggelam dalam angan-angan. Dalam ketersisihanku pada sebuah perbedaan. Aamiin."
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")
Panji Ramdana 2017



"Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin untuk menemani orang-orang yang kamu sayangi, terutama pada orang-orang yang menyayangimu. Keluarga. Ingatlah. Tidak semua hal bisa aku mengerti, pahami dan maklumi. Kau tahu? sebagian orang akan merasa cukup jika keberadaannya diakui. Itu saja."
(Dalam Buku "MENUJU BAIK ITU BAIK.")
Panji Ramdana 2017



"Dedaunan jatuh seribu tahun lamanya, seperti itulah cinta yang kurasakan saat melihatmu. Rasanya aku ingin jatuh selamanya padamu. Selalu merasa dekat dalam pelukan. Rambutmu telah memutih, dan aku masih setia merapikannya. Jemari yang kian terampil merindu untuk terus mengusapnya saat kamu berada jauh dariku, dan yang aku tahu kamu melakukan itu semua adalah untukku. Kebahagiaan yang tercipta saat kebersamaan bertemu. Cinta ini, aku harap bisa berlangsung selamanya."
Panji Ramdana 2017


"Kini lebih baik aku sendiri yang akan mengubah hidupku, sebelum hidup yang mengubahku. Berhenti mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, lebih baik belajar dan persiapkan diri menjadi seorang yang pantas dicintai. Untukmu dan untuknya ketika satu masa janji suci terikat. Maka itulah hadiah terindah untukmu yang bisa kau dapatkan." .
(Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")
Panji Ramdana 2017


"Ketika perjalanan terasa sepi, sesekali hadiahi dirimu dengan bingkisan kecil untuk menceriakan harimu. Maafkanlah kesalahan mereka yang masih kau rasa. Tidak ada gunanya menyimpan dendam, hal itu hanya akan menciptakan lukamu semakin menganga. Sudahilah rasa bersalah mereka. Damaikanlah pikiranmu dari seluruh kekecewaan itu."
(Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")
Panji Ramdana 2017


"Sahabat, ingatkah saat awal perjumpaan kita? Aku berharap kau tak akan melupakannya. Semoga kita bisa tetap bersama, hingga dapat melihat buah hati kita bertemu dan saling mengikrarkan persahabatannya. Kini jarak kita sudah semakin jauh, meski kita masih dapat bertemu dalam satu atau dua bulan sekali, aku syukuri itu. Dan ketika kita jauh, aku mohon dengan sangat luangkanlah waktumu untuk sesekali mengingat kebersamaan kita dahulu. Kini, semoga engkau berhasil di sana sahabat, do’aku akan selalu ada untukmu."
(Dalam Buku "MENUJU BAIK ITU BAIK.")
Panji Ramdana 2017


"Jika dia benar untukku, dekatkanlah hatiku dengan hatinya. Dan jika bukan, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu." (Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")


"Aku tidak ingin jatuh lagi di lubang yang sama, sekarang saatnya untuk aku membenahi diriku sendiri. Menguatkan tentang iman, menyabarkan tentang penantian, dan membesarkan tentang rasa syukur. Sudah terlalu jauh aku dari itu semua, sebab masa itu yang ada dipikiranku hanya dia dan dia. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detik. Aku melupakan hal yang seharusnya tidak boleh aku lupakan. Cinta bukannya datang terlambat, namun ia sedang memberikan jeda untukmu untuk merindu akan cinta. Belajar untuk bersabar dan ikhlas, semakin besar rasa sabar dan ikhlas, maka akan semakin besar pula rasa ketidakkhawatiran kita terhadap ia yang kapan akan datang."
(Dalam Buku "KETETAPAN TERINDAH.")
Panji Ramdana 2017


"Kapan terakhir kamu tersenyum? Jika tidak bisa menjawab karena akhir-akhir ini kamu sering bersedih karena cintamu pergi, tentu harus ada yang diperbaiki. Ketauhilah, tidak semua hal melulu tentang cinta pada pasangan. Masih ada cinta yang selalu menerimamu dengan segala kekurangan. Cinta-Nya, keluarga, para sahabat, dan teman-temanmu yang sempat kau tinggalkan. Ingatlah hari-hari indah yang pernah terukir, tidak ada beban, penuh keramahan, tangan yang menyambut, dan cinta yang abadi."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")


"Jangan lupa bahwa kita saling mencintai dibandingkan orang lainnya. Penuh kesabaran akan aku yang mengetahui kesungguhanmu. Tidak usah takut jika waktu yang kita tunggu terlalu lama. Sekali lagi aku bilang, janganlah lupa bahwa kita saling mencintai dibandingkan orang lainnya. Mungkin terdengarnya aku berlebihan, bukankah begitu yang kamu pikir? Tapi entahlah, cinta ini terlalu menjanjikan untukku. Aku sangat percaya. Terlebih saat kulihat dirimu yang bersebelahan dengan orangtuamu. Senyum tipis terbingkai dengan jelas saat kuutarakan niatku untuk meminangmu."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah")


"Ada yang sedang melamun. Ada yang sedang sibuk. Setiap detiknya sang pelamun terus saja mengandaikan ia. Andai ia bisa sibuk denganku. Namun aku pun sadar, aku tak punya hak untuk bisa membuatnya sibuk denganku. Sebab hatiku sendiri tidak membawaku pada kebaikan, lantas mengapa ia yang baik harus membawaku pada hatinya? Kini sudahilah cinta yang setengah ini, kan kuberikan sebuah cinta baru yang sebenarnya. Bukan untuk kebahagianku sendiri, melainkan kebahagiaan kita yang didasari atas perintah untuk menjalin hubungan dalam keindahan kebersamaan."
Panji Ramdana 2017


Keyakinan merupakan hal yang sangat penting untuk kita miliki. Jika nyatanya dia benar jodoh kita, yakinlah tentu akan ada takdir yang membawa kita untuk bisa hidup bersamanya. Sama halnya dengan impian, aku ingat sekali ketika dahulu aku meyakini diri sendiri bahwa suatu saat aku bisa memberikan setiap karyaku untuk setiap orang. Di sekitarku mungkin banyak yang tidak percaya. Ketauhilah, memulai itu memang sulit, tapi jika kita tidak memulainya apakah kita akan tahu hasil dari hal yang kita inginkan itu? Jika kamu merasa bisa, kamu benar. Dan jika kamu merasa tidak bisa? Kamu juga benar. Karenanya lebih baik mana? Tentu lebih baik merasa bisa bukan? :)


"Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup, sehingga tidak dapat melihat pintu lain yang dibukakan untuk kita. Lihatlah anak-anak kecil yang bertebaran ke tepi jalan untuk mencari sebuah suara kegembiraan (om telolet om ^^). Bukankah kamu merasa aneh mengapa hal yang hanya seperti itu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa lepas? Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya, mereka menciptakan kebahagiaan oleh dirinya sendiri. Kamu pun tentu mampu untuk bahagia seperti mereka dengan caramu sendiri, jangan takut untuk bahagia, jangan takut untuk bermimpi bahagia, bersamanya."
Panji Ramdana 2017


"Pernahkah kita merasakan sebuah kekuatan luar biasa dalam mencintai? Aliran yang deras untuk mendorong kita menjadi lebih baik, lebih bahagia yang sesungguhnya. Namun ketauhilah, sebaik-baiknya aku, adalah lebih baik kamu yang telah membuatku baik. Terimakasih, karena telah menjadikanku lebih baik. Bagiku itu adalah cinta yang sebenar-benarnya. Semoga aku dan kamu selalu dalam keadaan baik, teruntuk kamu, perubah hidupku. Terimakasih aku ucapkan sekali lagi ."
Panji Ramdana 2017


"Menatap masa depan, rimbunnya rindu yang hinggap di bahuku semakin berat. Apakabarnya kamu malam ini? Bintang yang kamu lihat apakah baik-baik saja sinarnya? Aku harap kamu tetap bercahaya seperti bintang yang menerangi jalanan malam bagi pejalan kaki yang menuju pulang. Selamat istirahat untukmu aku ucapkan di sini, semoga ada waktu kembali nanti untuk kita bertemu di masa yang akan datang."
Panji Ramdana 2016


"Jodoh itu bukan dicari, melainkan dibentuk. Percuma kau mencari ke sana kemari namun kau tidak membentuk dirimu sendiri." (Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")


"Menjaga hati dengan lebih banyak menghabiskan waktu bersama sahabatku adalah hal yang kupercayai bahwa janji Allah adalah ketetapan yang pasti. Karenanya jodoh, aku tetap di sini untuk terus berikhtiar dan berdo’a, dalam mendandani hati. Semoga ia bisa menjadi peneman hidupku. Kala jika ketika aku hilang arah, ia dapat mengembalikanku pada jalan-Mu. Aku berharap, dan cukuplah pada setiap Doa yang kami terbangkan, cintakanlah kami atas dasar cinta-Mu."
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")
Panji Ramdana 2016


"Resiko dalam mencinta adalah sakit, resiko dalam dicinta adalah membuat orang sakit, dan resiko dalam saling mencintai adalah saling kehilangan."
Panji Ramdana 2016


"Mungkinkah kita bertemu pada ujung jalan itu? Atau pada ombak yang ramah itu? Bermain dengan pasir dan desah angin yang membisikkan padaku bahwa ini adalah sebuah jalan yang baru. Itulah keyakinanku padamu, padamu yang pula yakin menungguku dengan mengambil jalan yang sama lurus. Namun ketika sesekali aku membelokkan arah langkah ini, saat itu pula aku pasti tak akan bertemu denganmu. Karena itu, bantulah aku untuk selalu berada di jalan ini. Bersama kita yakinkan dalam diri, bahwa janji-Nya adalah ketetapan yang pasti."
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")
Panji Ramdana 2016


"Bagiku, kamu adalah penyeimbangku. Walaupun ketika saat di depanmu, aku seakan jatuh berkali-kali. Tak mampu berdiri tegak. Bagiku kamu pun adalah duniaku, meski sepanjang aku di depanmu, aku tak bisa bernapas, hanya mampu tertunduk menjaga pandangku. Kelak, ketika kita dipersatukan dalam ridho-Nya, aku ingin mencintaimu dengan sepenuh hati. Dengan pandanganku yang boleh kulakukan selama mungkin untuk memandangimu. Bersama dalam satu payung cinta, dalam ridho-Nya. Aku akan menunggu."
•••
(Dalam Buku "Menuju Baik itu Baik.")


"Di pantai yang kita impikan, senja turun seolah menyaksikan pertemuan janji kita. Di dalam lingkaran lilin aku menatapmu yang tersipu malu. Benar, ini aku ... yang tak pernah menyerah untuk mendapatkan kamu. Dan benarkan? Minggu lalu akhirnya kamu pun menyerah dan bersedia untuk berada di pelukanku. Aku berjanji, meski cintamu belum sepenuhnya untukku, kan kubangun dengan perlahan arti cinta yang sesungguhnya, adalah rasa aman, kenyamanan, kasih sayang, dan pengorbanan untuk saling membutuhkan. Karena cinta bukan tentang siapa yang telah ada, melainkan tentang siapa yang telah siap."
Panji Ramdana 2017

"Menutupkan mata sejenak, dan membiarkan air matanya menjawab pertanyaan itu. Lekuk bibir yang berpindah dengan gemulai. Meyakinkan pilihannya atas pilihan dari-Nya. Saatnya untuk mengikhlaskannya, dan menyimpan semuanya di taman pembelajaran. Perisai yang ia kenakan, penjagaan dengan kebenaran hakikatnya sebagai seorang wanita. Wanita yang bermartabat dan bisa menjaga harga dirinya adalah wanita yang mempunyai prinsip hidup ‘hanya untuk pria yang telah menikahinya.’ Semakin ia menjaga kehormatan diri dan keluarganya, semakin Allah akan memberikan karunia terbaik baginya di dunia dan di akhirat."
••••
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")
Panji Ramdana 2017

"Kuberikan perasaan yang telah terhimpun, padamu yang tak lejar menungguiku. Terima kasih karena kau telah bersetuju. Pada mataku yang kering dan kesepian. Kurasakan hadirmu dalam doa yang kau kirimkan. Inikah cinta yang selalu tabah mengobati? Kau menungguku di sana dengan jujur. Kita jalani hari-hari dengan selayaknya air yang jatuh satu per satu di jantung batu. Merasakan kekaguman dalam heningnya cinta. Entah mengapa aku begitu kagum pada diriku sendiri. Aku tahu ini berlebihan, hanya saja aku kagum akan aku yang telah mampu begitu menunggu. Dan ingin segera aku menghilangkannya. Menjadi kekuatan dan kesetiaan untuk terus berada di jalan ini. Aku yakin, ketika hari yang ditetapkan-Nya datang, kita kan dipertemukan pada pertemuan yang mempertemukan pula dua orang terkasih kita."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")
Panji Ramdana 2017

"Aku ingin mempercayai pasanganku seperti aku mempercayai cintaku untuknya. Ketulusan yang ada tidaklah pantas jika kita selalu menilai cinta siapa yang paling besar di antara kita, karena nyatanya kebersamaanlah yang akan membesarkan cinta. Aku percaya padamu, karena aku yakin kamu pun akan percaya padaku."
Panji Ramdana 2017

"Yang lebih besar dari sabar haruslah kita miliki, yang lebih luas dari ketabahan haruslah kita kantongi, dan yang lebih keras dari ikhtiar haruslah kita penuhi. Karena itu adalah kunci dari setiap masalah yang sedang menghampiri. Semoga kita selalu diberikan kekuatan oleh-Nya. Aamiin."
(Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")

"Kisah ini akan selalu terkenang. Kebersamaan kita selama ini adalah bukti bahwa hidup kan bahagia jika selalu bersama dengan seseorang yang mencintai kita. Selamat jalan aku ucapkan pada teman terbaikku. Semoga engkau berhasil di sana."
Panji Ramdana 2017

"Dekati Allah dalam kelapangan dan kesempitan. Ingatlah di setiap bahagia dan sedih kita. Jangan pernah melupakan-Nya dan jangan pernah ingatan kepada-Nya kalah oleh ingatan untuk seseorang." (Dalam Buku "Ketetapan Terindah.")

"Jika seseorang jatuh cinta, maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya, membekuknya dalam jari-jarinya, dan menutup semua mata, hati dan pikirannya. Namun aku tidak ingin seperti itu, aku ingin mencintaimu dengan mata terbuka, hati yang berbicara dan pikiran yang nyata. Cintaku padamu semoga bukan cinta yang membabi buta. Akan kuberi batas hingga mana aku mencintaimu. Atas nama cinta, aku mencintaimu, dan dari aku yang mengagumi kebaikan hatimu, maaf jika aku harus berkata seperti ini, “Kamu ... Jangan terlalu baik padaku.” Jika kamu bertanya kenapa? Itu karena jika kau baik padaku dan kemudian suatu saat berhenti, itu akan membuat segalanya sulit bagiku. Karenanya berbuat sewajarnyalah untuk saat ini, percaya akan ketetapan-Nya. Jika kita berjodoh, mari kita saling membahagiakan. Jika tidak, mari kita saling mengikhlaskan."
Panji Ramdana 2017

"Satu pintaku. Jagalah selalu kesehatanmu, yang sangat berharga bagiku. Mungkin kutahu, apalah arti kekhawatiranku pada dirimu?"
Panji Ramdana 2017

You May Also Like

0 comments